Jombang — Suasana meriah karnaval dalam rangka memeriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Tanjunggunung, Kecamatan Peterongan, sedikit tercoreng dengan munculnya dugaan pelanggaran etika oleh salah satu peserta.
Sejumlah warga mengaku resah atas penampilan peserta karnaval yang mengenakan busana minim dan dinilai tidak sesuai dengan nilai kesopanan yang berlaku di masyarakat pedesaan. Penampilan tersebut sempat mengundang perhatian dan rekaman video peserta berpakaian seksi pun beredar di media sosial, menuai pro dan kontra.
“Kami sangat mendukung kegiatan budaya dan karnaval ini, tapi mohon diperhatikan etika berbusana. Jangan sampai anak-anak kita yang menonton malah mendapat contoh yang tidak baik,” ujar albert, warga setempat yang hadir menonton bersama keluarganya.
Dugaan pelanggaran ini menuai sorotan dari tokoh masyarakat dan pihak kecamatan yang menilai pentingnya pengawasan lebih ketat terhadap konten dan kostum peserta. Mereka mengingatkan panitia untuk lebih selektif dalam menyaring peserta agar tetap menjaga marwah acara dan budaya lokal.
“Karnaval seharusnya jadi ajang edukasi dan hiburan positif, bukan menampilkan hal-hal yang menimbulkan kegaduhan moral,” tegas salah satu tokoh agama desa.
Pihak pemerintah desa Tanjunggunung hanya memberikan keterangan singkat.
“Itu sedikit, yang lain tidak”.jawab pesan whatshapp perangkat desa Tanjunggunung. Minggu 03/08/25
Sementara itu, pihak panitia belum memberikan keterangan resmi terkait adanya dugaan pelanggaran tersebut. Namun, beredar informasi bahwa panitia tengah melakukan evaluasi internal untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di tahun-tahun mendatang.
Dinas terkait juga diminta turun tangan memberikan arahan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan budaya, agar tetap berjalan sesuai norma sosial dan budaya yang berlaku di masyarakat.(g)